Senin, 24 Mei 2010

Memoir of Elektroda 1999 (Peringatan menuju tahun emas)

Memoir of Elektroda 1999 (Peringatan menuju tahun emas)

Alkisah, di jaman dahulu kala tepatnya pada bulan agustus 1999 terbentuklah suatu kelompok yang memiliki satu kesamaan yaitu mereka diterima kuliah di Elektro FTUI. Dan sebagai salah satu perwakilan wilayah kukusan, gue termasuk anggotanya. Sebagai anggota kelompok baru maka gue ingin mengenal kelompok tersebut lebih dekat. Cara pertama dan termudah ya dengan melihat daftar anggotanya yang memang ditempel di balairung dan berjumlah sekitar seratusan orang. Dan yang paling menarik tentu saja, karena gue cowo, menghitung jumlah anggota cewenya yang menurut perhitungan gue sekitar delapan orang. Ternyata setelah dikumpulkan jumlah anggota kelompok hanya 90 orang dengan jumlah cewenya hanya empat orang (belakangan baru tahu ternyata Gita dan Nandha yang gue perhitungkan ternyata cowo dan beberapa cewe tidak mendaftar ulang)

Seperti biasanya kelompok besar yang baru terbentuk, kelompok kami juga terkotak-kotak menjadi kelompok kecil. Pada awal pembentukannya, anggota kelompok bergabung sesuai kesamaan asal SMUnya. Dan bagi putra daerah, yang biasanya sedikit mengirimkan wakil SMUnya, mereka bergabung menjadi kelompok asrama atau kelompok yang berdekatan tempat kostnya. Dan memang gue butuh waktu berbulan-bulan untuk menghapal keseluruhan anggota, dan lebih lama lagi mengenal anggota pencilan. Itupun setengah dipaksa oleh proses MAB.

Butuh berhalaman-halaman untuk menyebutkan satu persatu anggota, jadi di sini gue ingin mengangkat hal yang unik aja, yaitu common name. Yang unik, Asep yang di daerah pasundan bisa berjumlah ribuan di kelompok kami hanya satu orang. Adhitya ada dua, Adhitya Pratama tetap dipanggil Adhit sedang Adhitya Ubaidillah dipanggil Ubai. Tidak jelas sebabnya kenapa Ubai yang mengalah, ntah karena Adhit seorang pejabat atau nama belakangnya ga enak disebut (masa dipanggil Prat..Prat, atau Tam..Tam). Agung juga dua, Agung Sulistyono dan Agung Sulistriawan. Repotnya, nama mereka sama-sama Agung Sulis. Jadinya Agung Sulistyono dipanggil Agung Ono dan Agung Sulistriawan dipanggil Agung Awan atau Agung Kumis (karena yang menonjol dari dirinya adalah kumisnya). Nama Fajar juga dua, dan dua-duanya ga enak dipanggil nama belakangnya. Tapi karena kedua Fajar emang jarang barengan (yang sama dengan mereka cuma sama-sama anak komputer) jadi ga ada masalah dipanggil Fajar.

Yang paling banyak adalah nama Arif, yaitu empat orang. Uniknya, tidak ada satupun yang dipanggil Arif. Arif Damanhuri dipanggil gendo, Arif Budiman AQ, Arif Rahman Yusuf Pae dan Ariefiazi Fadhil. Nama Ronald tiga orang, dan Ronald yang tertinggilah yang menggunakan nama itu. Ronald Frederick tidak beruntung karena ada insiden waktu MAB sehingga dipanggil Lae, dan Ronald Aditya, entah karena temen-temennya sangat sayanya atau gimana dipanggil Rojek (Ronald tukang ojek ya :P). Dan seiring berjalannya waktu banyak bermunculan nama-nama alias, bahkan mungkin meski mereka menolak dipanggil seperti itu, seperti Monang (orang waktu MAB nulisnya Andreas), CG, Acung, Babeh dan Acay.

Perlahan tapi pasti pengkotak-kotakan bergeser menuju pada penggabungan berdasarkan hobby. Ada kelompok dengan basis kost Yusron dengan hobby Liga FIFA 2000, cikal bakal geng kontrakan+Hilltown. Ada kelompok berbasis Afrika dengan hobby maen bola dan maen kartu, cikal bakal geng LANGSUNG, dan ada kelompok berbasis kost Biru cikal bakal Gerombolan Siberat yang hobbinya makan dan maen gaple jongkokan. Termasuk juga geng sumur, bunaya, dan anak-anak kostan deket pagar kuning yang hobbynya dikostan dan sering ditebengin orang kalo ga ada kuliah. Dan gue, karena hobbynya kemana-mana, masuk ke seluruh kelompok tersebut. Tapi seperti Sunnatullah, setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Diawali dengan bubarnya geng Asrama karena memang peraturan tinggal di Asrama cuma dua tahun, bubarnya geng Kontrakan karena anggotanya sudah pada lulus, gerombolan Siberat sudah pada kerja, dan akhirnya geng LANGSUNG karena anggota utamanya dilempar ke daerah.

Dan tinggallah kini gue, sendiri di KUKUSAN tercinta, mengenang anugrah yang besar bisa berada di kelompok tersebut. Semoga Allah SWT selalu mempertautkan hati kami meskipun jarak memsiahkan. Amieeennnn.

http://denaihati.com/

3 komentar:

  1. Pak, udah saya kirim linknya ke juri dan dah saya posting :) maaf banget atas keterlambatannya...

    BalasHapus
  2. maaf mau tanya yg namanya ariefiazi orangnya pendiem bukan? dr SMA 28 jakarta?

    BalasHapus