Sabtu, 29 Mei 2010

SUAMIKU KINI TELAH TIADA

Ini adalah kisah nyata di kehidupanku
Seorang suami yg kucintai yang kini telah tiada
Begitu besar pengorbanan seorang suamiku pada keluargaku
Begitu tulus kasih sayangnya untukku dan anakku
Suamiku adalah seorang pekerja keras. Dia membangun segala yang ada di keluarga ini dari nol besar hingga menjadi seperti saat ini. Sesuatu yang kami rasa sudah lebih dari cukup.

Aku merasa sangat berdosa ketika teringat suamiku pulang bekerja dan aku menyambutnya dengan amarah,tak kuberikan secangkir teh hangat melainkan kuberikan segenggam luapan amarah.
Selalu kukatakan pada dia bahwa dia tak peduli padaku,tak mengerti aku,dan selalu saja sibuk dengan pekerjaannya.
Tapi kini aku tahu.
Semua ucapanku selama ini salah.dan hanya menjadi penyesalanku karena dia telah tiada.
Temannya mengatakan padaku sepeninggal kepergiannya.
Bahwa dia selalu membanggakan aku dan anakku di depan rekan kerjanya.
Dia berkata, “ setiap kali kami ajak dia makan siang,mas anwar jarang sekali ikut kalau tidak penting sekali,alasannya slalu tak jelas. Dan lain waktu aku sempat menanyakan kenapa dia jarang sekali mau makan siang, dia menjawab, “ aku belum melihat istriku makan siang dan aku belum melihat anakku minum susu dengan riang.lalu bagaimana aku bisa makan siang.” Saat itu tertegun,aku salut pada suamimu. Dia sosok yang sangat sayang pada keluarganya. Suamimu bukan saja orang yang sangat sayang pada keluarga,tapi suamimu adalah sosok pemimpin yang hebat. Selalu mampu memberikan solusi-solusi jitu pada perusahaan.”
Aku menahan air mataku karena aku tak ingin menangis di depan rekan kerja suamiku. Aku sedih karena saat ini aku sudah kehilangan sosok yang hebat.

Teringat akan amarahku pada suamiku,aku selalu mengatakan dia slalu menyibukkan diri pada pekerjaan,dia tak pernah peduli pada anak kita. Namun itu semua salah. Sepeninggal suamiku. Aku menemukan dokumen2 pekerjaannya. Dan aku tak kuasa menahan tangis membaca di tiap lembar di sebuah buku catatan kecil di tumpukan dokumen itu, yang salah satunya berbunyi, “ perusahaan kecil CV.Anwar Sejahtera di bangun atas keringat yang tak pernah kurasa. Kuharap nanti bukan lagi CV.Anwar Sejahtera, melainkan akan di teruskan oleh putra kesayanganku dengan nama PT. Syahril Anwar Sejahtera. Maaf nak, ayah tidak bisa memberikanmu sebuah kasih sayang berupa belaian. Tapi cukuplah ibumu yang memberikan kelembutan kasih sayang secara langsung. Ayah ingin lakukan seperti ibumu. Tapi kamu adalah laki-laki. Kamu harus kuat. Dan kamu harus menjadi laki-laki hebat. Dan ayah rasa,kasih sayang yang lebih tepat ayah berikan adalah kasih sayang berupa ilmu dan pelajaran. Maaf ayah agak keras padamu nak. Tapi kamulah laki-laki. Sosok yang akan menjadi pemimpin,sosok yang harus kuat menahan terpaan angin dari manapun. Dan ayah yakin kamu dapat menjadi seperti itu.”
Membaca itu,benar2 baru kusadari.betapa suamiku menyayangi putraku.betapa dia mempersiapkan masa depan putraku sedari dini. Betapa dia memikirkan jalan untuk kebaikan anak kita.

Setiap suamiku pulang kerja. Dia selalu mengatakan, “ ibu capai?istirahat dulu saja”
Dengan kasar kukatakan, “ ya jelas aku capai,semua pekerjaan rumah aku kerjakan. Urus anak,urus cucian,masak,ayah tahunya ya pulang datang bersih.titik.”
Sungguh,bagaimana perasaan suamiku saat itu. Tapi dia hanya diam saja. Sembari tersenyum dan pergi ke dapur membuat teh atau kopi hangat sendiri. Padahal kusadari. Beban dia sebagai kepala rumah tangga jauh lebih berat di banding aku. Pekerjaannya jika salah pasti sering di maki-maki pelanggan. Tidak kenal panas ataupun hujan dia jalani pekerjaannya dengan penuh ikhlas.

Suamiku meninggalkanku setelah terkena serangan jantung di ruang kerjanya.tepat setelah aku menelponnya dan memaki-makinya. Sungguh aku berdosa. Selama hidupnya tak pernah aku tahu bahwa dia mengidap penyakit jantung. Hanya setelah sepeninggalnya aku tahu dari pegawainya yang sering mengantarnya ke klinik spesialis jantung yang murah di kota kami. Pegawai tersebut bercerita kepadaku bahwa sempat dia menanyakan pada suamiku.
“pak kenapa cari klinik yang termurah?saya rasa bapak bisa berobat di tempat yg lebih mahal dan lebih memiliki pelayanan yang baik dan standar pengobatan yang lebih baik pula”
Dan suamiku menjawab, “ tak usahlah terlalu mahal. Aku cukup saja aku ingin tahu seberapa lama aku dapat bertahan. Tidak lebih. Dan aku tak mau memotong tabungan untuk hari depan anakku dan keluargaku. Aku tak ingin gara-gara jantungku yang rusak ini mereka menjadi kesusahan. Dan jangan sampai istriku tahu aku mengidap penyakit jantung. Aku takut istriku menyayangiku karena iba. Aku ingin rasa sayang yang tulus dan ikhlas.”
Tuhan..Maafkan hamba Tuhan,hamba tak mampu menjadi istri yang baik. Hamba tak sempat memberikan rasa sayang yang pantas untuk suami hamba yang dengan tulus menyayangi keluarga ini. Aku malu pada diriku. Hanya tangis dan penyesalan yang kini ada.

Saya menulis ini sebagai renungan kita bersama. Agar kesalahan yang saya lakukan tidak di lakukan oleh wanita-wanita yang lain. Karena penyesalan yang datang di akhir tak berguna apa-apa. Hanyalah penyesalan dan tak merubah apa-apa.
Banggalah pada suamimu yang senantiasa meneteskan keringatnya hingga lupa membasuhnya dan mengering tanpa dia sadari.
Banggalah pada suamimu,karena ucapan itu adalah pemberian yang paling mudah dan paling indah jika suamimu mendengarnya.
Sambut kepulangannya di rumah dengan senyum dan sapaan hangat. Kecup keningnya agar dia merasakan ketenangan setelah menahan beban berat di luar sana.
Sambutlah dengan penuh rasa tulus ikhlas untuk menyayangi suamimu.
Selagi dia kembali dalam keadaan dapat membuka mata lebar-lebar.
Dan bukan kembali sembari memejamkan mata tuk selamanya.

Teruntuk suamiku.
Maafkan aku sayang.
Terlambat sudah kata ini ku ucapkan.
Aku janji pada diriku sendiri teruntukmu.
Putramu ini akan kubesarkan seperti caramu.
Putra kita ini akan menjadi sosok yang sepertimu.
Aku bangga padamu,aku sayang padamu.

Istrimu
Rina

Silahkan berbagi tulisan ini kepada saudara,teman,kerabat anda. Saya berharap pengalaman yg saya miliki dapat menjadi pelajaran bagi kita semua.

Jumat, 28 Mei 2010

Bukan Taliban, Bukan Erdogan, Tapi Hamas

dakwatuna.com - Tesis Prof. Yazid Shayi’ berjudul “Tiga Tahun Pemerintahan Hamas di Jalur Gaza” yang diterbitkan oleh Pusat “Karawan” Studi Timur Tengah di Universitas Brandez yang kemudian diterjemahkan oleh Pusat Studi Zaitun menegaskan bahwa elit-elit Hamas menampik niatnya menerapkan proyek Islam di Jalur Gaza secara paksa. Elit Hamas menegaskan, bahwa contoh pemerintahan yang dicitakan Hamas adalah Turki yakni pemerintahan Partai Keadilan dan Pembangunan bukan contoh Pemerintahan Taliban. “Erdogan, Bukan Taliban.” Simpul elit Hamas itu. Bahkan Prof. Yazid Shayi’ menambahkan saat mamaparkan politik komperhensif dalam memerintah Jalur Gaza dengan sub judul “Erdogan atau Taliban”.

Meski tidak menyebutkan pasti kutipan elit Hamas yang mana, namun Prof. Shayi’ menyebutkan Dr. Ahmad Yusuf dan Dr. Ghazi Hamd sebagai pendukung orientasi ini. Namun penulis tidak pernah mendengar atau menulis kutipan di atas berasal dari Dr. Ghazi. Penulis hanya pernah membaca tulisan Dr. Ahmad Yusuf di Koran Al-Quds soal kedekatan platform politik Hamas dengan platform Erdogan. Bahkan Hamas mengungkap kekagumannya dan ingin mengkloningnya di Palestina. Penulis juga pernah mendengar Dr. Ahmad Yusuf menyatakan dalam seminar yang digelar Hamas di Rafah bahwa Hamas sering menyatakan kepada dunia internasional bahwa dirinya satu jalan dengan PM Turki Receb Taeb Erdogan dan bukan jalan yang ditempuh gerakan Taliban. Meski penulis tidak mendengar langsung dari Dr, Ahmad Yusuf, maka belum bisa dipastikan bahwa maksudnya ingin membatas contoh pilihan Hamas; Taliban atau Erdogan, tidak ada yang ketiga. Barangkali beliau hanya ingin menegaskan keluwesan dan fleksibelitas Hamas. Ini dilakukan Hamas untuk menjelaskan kepada barat yang sebagiannya tidak bisa memahami Hamas. Di tambah lagi kampanye media Arab, Israel, barat dan otoritas Fatah bahwa Hamas ingin mendirikan pemerintahan “kegelapan” di Jalur Gaza.

Ada kesalahan teoritis dan sistematis dalam pendekatan ini hitam putih saja dalam kasus Islam. Seakan hanya ada dua contoh yang kontradiksi sama sekali, tak ada tengah-tengahnya. Cara pandang seperti ini tidak bisa diterima. Apalagi dalam dunia politik dan pemikiran yang luwes. Jika tidak Erdogan apakah harus selalu Taliban, atau sebaliknya. Siapa yang mau menerima logika seperti ini dan menjadikan sesuatu yang dijadikan Allah luas dan luwes menjadi sempit. Apakah benar Hamas, kalau tidak Taliban berarti Erdogan.

Padahal kasus Islam pada dasarnya lebih kaya dan berfariasi dalam bidang pemikiran dan platform politiknya yang bisa melampaui dua contoh di atas. Kenapa misalnya tidak kita anggap eksperimen pemerintah Sudan. Padahal elit Partai Keadilan Turki pun menampik karakter Islam dari partainya dengan makna di atas, bahkan menegaskan partainya sekuler.

Di level realitas, eksperimen Taliban dan Erdogan menunjukkan bahwa kedunya membangun sistemnya di atas miluinya yang khusus setelah mereka melakukan kajian kritis dan menentukan pilihannya bahwa mereka harus memulainya dari miliu itu. Keyakinan fiqih dan persepsi pemikiran Taliban tidak mengakar di miliu Afganistan atau miliu benua kecil Hindia secara umum. Fiqih Taliban adalah fiqih madrasah Dibandiyah Hanafi yang tersebar di benua kecil Hindia yang diterapkan secara strike. Secara fundamental Taliban berbeda dengan para sekutunya dari kelompok jihadiyyin Arab yang menolak – karena akidah salafiyahnya – pemikiran akidah Maturidiyah Taliban dan sikapnya menyuburkan tasawuf yang tersebar di Afganistan secara umum.

Di level politik, Taliban bertentangan dengan sekutunya dari kalangan Jihadiyyin Arab ketika (Taliban) menggelar hubungan diplomasi di awal-awal pemerintahannya dengan Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Pakistan. Sikap Taliban ini bertentangan dengan prinsip Al-Qaidah yang lebih dikenal sebagai Salafi Jihadi yang menilai negara-negara itu sebagai thagut. Taliban sendiri di PBB mengakui negara-negara itu dimana Al-Qaidah menganggap PBB juga thagut. Taliban juga memiliki Menlu dan dubes serta diplomat yang berusaha membuka akses dengan pihak yang dianggap Al-Qaidah sebagai rel thagut dan kafir. Taliban juga mengakui penjajahan Amerika. Setelah itu Taliban hanya membatasi jihadnya di Afganistan. Ini berbeda dengan Al-Qaidah dan Taliban (cabang) Pakistan.

Jadi, Taliban membangun miliunya dan bukan produk pemikiran luar yang diterapkan di masyarakat Afganistan. Ia tidak bisa dikritisi sama sekali dengan melupakan landasan penting ini. Pandangan ini bisa diterapkan kepada eksperiman Erdogan yang berusaha merangkum semua pengalaman Islam Turki di masa lalu dalam konflik panasnya dengan system sekuler unik yang sangat keras, berpengaruh. Masyarakat Turki sangat kebarat-baratan. Hubungan mereka dengan agama bisa dibilang hanya sebatas simbolis formal dari memandikan mayit, menguburkannya sesuai dengan Islam, membaca Al-Fatihah di kuburannya. Sementara hubungan mereka dengan masyarakat Eropa yang Kristen begitu kental. Sebuah kasus yang tidak ada sama sekali di dunia Arab. Meski kebanyakan masyarakat Arab yang terpengaruh dengan westernisasi, sikap beragama masih begitu kental di segala bidang. Bahkan di negara Arab yang bebas sekalipun, namun mereka masih menjaga batasan-batasan Allah dan syiar ibadahnya.

Namun di level politik resmi pemerintahan, hampir tidak ditemukan konstitusi Arab yang mengundangkan Islam sebagai sumber asasi hukumnya. Para pemimpin di negara yang menunjukan gaya hidup barat dan sikap politiknya yang menjauhi gerakan Islam dan loyal kepada barat, kita temukan mereka tetap berusaha menunjukkan Islam dengan cara lain. Pemimpin di Maroko disebut Amirul Mukmimin dan menjaga ajaran-ajaran Hasan. Pemimpin di Libia memimpin shalat dalam beberapa kesempatan dan berkhutbah dan memiliki pendapat entan tentang Islam dan fiqih. Pemimpin Saudi adalah Pelayan Dua Kota Suci. Pemimpin Jordania adalah keturunan keluarga Rasul dan pelayan Masjid Al-Aqsa. Di semua negara Arab – termasuk Tunis – para pemimpinnnya berusaha menampakkan Islamnya dan religinya dalam bentuk lahir formil. Ini yang tidak kita temukan di Turki. Ini jika kita dukung anggapan bahwa Erdogan membawa proyek Islam yang berusah memulai kehidupan Islam di Turki dengan metode yang berbeda yang ‘bersembunyi di balik sekularisme dengan alasan menjaga karakter khusus Turki. Namun ini hanya analisis bukan pemastian yang didasarkan kepada emosional, harapan, simpati yang bersumber prasangka baik.

Sekedar seruan mengkloning pengalaman tanpa memperhatikan perbedaan-perbedaan kondisi Turki dalam segala bidangnya dan kondisi masyarakat Arab secara umum, termasuk Palestina, maka itu hanya seruan lugu yang kehilangan jatidiri dan ideology. Seakan anak muda yang silau dengan eksperimen Partai Keadilan dan Pembangunan (eksperimen Erdogan). Padahal Erdogan sendiri memiliki banyak kritikan terhadap sebagian politik Hamas.

Siapa yang lebih layak dijadikan contoh untuk dilakukan studi dan ditiru dalam eksperimen pemerintahan? Padahal kedunya belum pernah mengetahui contoh di luar wilayah mereka. Berbeda dengan Hamas yang terkenal dengan perlawanannya terhadap penjajah Israel. Bahkan kini ia memiliki pengalaman khusus dalam memerintah dalam situasi yang khas sekali dan berbeda dengan situasi di Afganisten yang diperintah Taliban pada saat penjajah asing sudah hengkang. Pada saat itu ia hanya terlibat dalam konflik internal. Sementara Turki sendiri adalah negara besar dan merdeka. Hamas sekarang ini memiliki eksperimen di pemerintahan secara khusus dan unik. Sebab ia berada dalam penjajahan dan pemerintahannya bukan aspirasi negara namun pemerintahan warga yang terblokade. Sementara Otoritas Palestina yang dipimpin Abbas dan Fayyad berada langsung di bawah penjajah Israel. Hamas adalah gerakan yang menjadi penguasa, dikuasai dan pada saat yang sama melakukan perlawanan terhadap penjajah. Ini contoh yang belum ada sebelumnya.

Jika Taliban membangun miliunya, jika Partai Keadilan dan Pembangunan membangun miliu politik dan social Turkinya, maka Hamas juga memilih jalur khusus dalam dakwah dan pemikiran serta jihadnya. Dalam hal ini Hamas menjadi contoh khusus dalam tanggungjawab kekuasaan, pemerintahan public rakyat yang sesuai dengan kondisi, realitas dan watak bangsanya serta nilai-nilai yang berlaku di sana. Apalagi Hamas juga memiliki visi dan misi dasarnya. Dari sini maka kita memiliki contoh lain; Hamas selain Taliban dan Erdogan. Namun hal ini tidak menghalangi Hamas mengambil pelajaran dari eksperimen lainnya bahkan merupakan keharusan. Sebab “hikmah adalah baranghilang seorang mukmin yang ditemukan”. Yang tidak kita terima adalah anggapan adanya kesamaan persis dengan dua contoh sebelumnya, atau anggapan bahwa Hamas mengkloning pengalaman mereka secara penuh.

Erdogan bukan pertama kali – di antara umat Islam – yang menganut gagasan menghargai kehendak, pilihan manusia dan hak-haknya, menerima pluralitas kepartaian, partisipasi politik dan peralihan kekuasaan secara damai. Bahkan ini sudah menjadi prinsip fiqih dan pemikiran serta sikap politik gerakan Islam beberapa tahun lalu di dunia Arab dan Islam sebelum Erdogan. Ketika Hamas menganut gagasan ini, bukan berarti ia adalah klon Palestina dari partai Keadilan dan Pembangunan Turki. Bahkan fleksibelitas Hamas yang didasarkan kepada maqasid syariah dan prinsip-prinsip politik Islam tidak berarti Hamas melewati prinsip dasar yang melatarbelakangi berdirinya gerakan ini. Alasannya, jika Hamas bukan Partai Keadilan dan Pembangunan bukan berarti seperti Taliban.
Dalam konteks ini, penting rasanya memaparkan sejumlah prinsip Hamas yang tidak mungkin dilanggar Hamas sehingga tidak memaksakan diri menyamakan Hamas dengan Erdogan:

1. Tidak dibenarkan sama sekali melakukan konsesi meski hanya sejengkal tanah Palestina dengan cara mengakui eksistensi Israel. Pendakatan politik untuk membebaskan blockade atau permusuhan Israel terhadap Hamas, tidak boleh mengorbankan prinsip ini. Termasuk pengalaman Pemilu dan pemerintahan hingga keputusan menguasai Jalur Gaza secara militer semuanya dilakukan dalam rangka kepentingan perlawanan. Tidak boleh sama sekali pengalaman memerintah kemudian membatalkan perlawanan sebab Hamas lahir dalam rangka menjaga hak perlawanan bangsa Palestina dan hak generasi mendatang di Palestina dan kewajiban mencabut eksistensi Israel dari Palestina.

2. Hak kembali pengungsi Palestina ke tanah air mereka adalah hak nasional dan bukan hak pribadi warga Palestina yang terusir. Hak ini bagian dari hak mengambil semua wilayah Palestina dan penolakan terhadap legaliatas penjajaha Israel. Adapun ganti yang diterima oleh pengungsi Palestina sebagai kompensasi atas tindakan pengusiran, kejahatan yang mereka terima selama bertahun-tahun, bukanlah pengganti hak kembali atau tanah yang dirampas Israel. Anggapan bahwa hak kembali pengungsi Palestina sebagai hak pribadi dan menerima ganti rugi dari pengusiran itu sama halnya dengan jual beli tanah. Itu sama halnya dengan menjual tanah di Tepi Barat untuk yahudi. Barangsiapa yang ingin kembali ke Palestina dan menerima ganti rugi sebagai harga tanahnya dari yahudi maka tanah itu tetap menjadi milik Palestina secara umum.

3. Tindakan dan sikap politik apapun, termasuk gencatan senjata, harus dilakukan dalam lingkup perlawanan melawan penjajah. Artinya, perlawanan tetap dilakukan dan tidak akan hilang. Selama ada penjajahan maka di situ ada perlawanan. Jika ada upaya politik ingin melucuti senjata perlawanan maka itu sudah melanggara prinsip gerakan Hamas.

4. Gerakan Hamas memiliki proyek Islam yang jelas dan terang. Meski Hamas tidak akan memaksakan proyek Islam itu kepada warga namun ia tidak akan berlepas dari identitas Islamnya. Dalam hal ini manusia tidak perlu takut. Ketakutan itu tidak berdasar dan hanya jadi alat politik dari sejumlah kelompok. Sebab bangsa Palestina adalah Muslim dan proyek Hamas paling sesuai dengan akar bangsa Palestina, warisan budayanya daripada proyek lainnya. Hamas tidak akan merampas hak pribadi. Ketika rakyat memilih Hamas sebagai wakilnya, mereka sudah paham bahwa ia beridentitas dan memiliki proyek Islam. Rakyat Palestina sudah paham Hamas sebagai gerakan dakwah sebelum sebagai gerakan jihad dan politik. Ini bukan berarti Hamas menjadi Taliban sebab Hamas tidak memaksa manusia untuk komitmen dengan proyeknya, visi fiqih dan pemikiran Hamas bersifat toleran, fleksibel, riil dan meyakini pluralitas.

5. Meski berproyek Islam namun bukan berarti Hamas berlepas diri nasionalisme dan kearabannya. Sebab tidak ada kontradiksi antara Islam sebagai akidah dan identitas dengan identitas nasionalisme atau kearabannya.(Faris Adl-Dlahir/bn-bsyr/ip/ut)

Senin, 24 Mei 2010

Memoir of Elektroda 1999 (Peringatan menuju tahun emas)

Memoir of Elektroda 1999 (Peringatan menuju tahun emas)

Alkisah, di jaman dahulu kala tepatnya pada bulan agustus 1999 terbentuklah suatu kelompok yang memiliki satu kesamaan yaitu mereka diterima kuliah di Elektro FTUI. Dan sebagai salah satu perwakilan wilayah kukusan, gue termasuk anggotanya. Sebagai anggota kelompok baru maka gue ingin mengenal kelompok tersebut lebih dekat. Cara pertama dan termudah ya dengan melihat daftar anggotanya yang memang ditempel di balairung dan berjumlah sekitar seratusan orang. Dan yang paling menarik tentu saja, karena gue cowo, menghitung jumlah anggota cewenya yang menurut perhitungan gue sekitar delapan orang. Ternyata setelah dikumpulkan jumlah anggota kelompok hanya 90 orang dengan jumlah cewenya hanya empat orang (belakangan baru tahu ternyata Gita dan Nandha yang gue perhitungkan ternyata cowo dan beberapa cewe tidak mendaftar ulang)

Seperti biasanya kelompok besar yang baru terbentuk, kelompok kami juga terkotak-kotak menjadi kelompok kecil. Pada awal pembentukannya, anggota kelompok bergabung sesuai kesamaan asal SMUnya. Dan bagi putra daerah, yang biasanya sedikit mengirimkan wakil SMUnya, mereka bergabung menjadi kelompok asrama atau kelompok yang berdekatan tempat kostnya. Dan memang gue butuh waktu berbulan-bulan untuk menghapal keseluruhan anggota, dan lebih lama lagi mengenal anggota pencilan. Itupun setengah dipaksa oleh proses MAB.

Butuh berhalaman-halaman untuk menyebutkan satu persatu anggota, jadi di sini gue ingin mengangkat hal yang unik aja, yaitu common name. Yang unik, Asep yang di daerah pasundan bisa berjumlah ribuan di kelompok kami hanya satu orang. Adhitya ada dua, Adhitya Pratama tetap dipanggil Adhit sedang Adhitya Ubaidillah dipanggil Ubai. Tidak jelas sebabnya kenapa Ubai yang mengalah, ntah karena Adhit seorang pejabat atau nama belakangnya ga enak disebut (masa dipanggil Prat..Prat, atau Tam..Tam). Agung juga dua, Agung Sulistyono dan Agung Sulistriawan. Repotnya, nama mereka sama-sama Agung Sulis. Jadinya Agung Sulistyono dipanggil Agung Ono dan Agung Sulistriawan dipanggil Agung Awan atau Agung Kumis (karena yang menonjol dari dirinya adalah kumisnya). Nama Fajar juga dua, dan dua-duanya ga enak dipanggil nama belakangnya. Tapi karena kedua Fajar emang jarang barengan (yang sama dengan mereka cuma sama-sama anak komputer) jadi ga ada masalah dipanggil Fajar.

Yang paling banyak adalah nama Arif, yaitu empat orang. Uniknya, tidak ada satupun yang dipanggil Arif. Arif Damanhuri dipanggil gendo, Arif Budiman AQ, Arif Rahman Yusuf Pae dan Ariefiazi Fadhil. Nama Ronald tiga orang, dan Ronald yang tertinggilah yang menggunakan nama itu. Ronald Frederick tidak beruntung karena ada insiden waktu MAB sehingga dipanggil Lae, dan Ronald Aditya, entah karena temen-temennya sangat sayanya atau gimana dipanggil Rojek (Ronald tukang ojek ya :P). Dan seiring berjalannya waktu banyak bermunculan nama-nama alias, bahkan mungkin meski mereka menolak dipanggil seperti itu, seperti Monang (orang waktu MAB nulisnya Andreas), CG, Acung, Babeh dan Acay.

Perlahan tapi pasti pengkotak-kotakan bergeser menuju pada penggabungan berdasarkan hobby. Ada kelompok dengan basis kost Yusron dengan hobby Liga FIFA 2000, cikal bakal geng kontrakan+Hilltown. Ada kelompok berbasis Afrika dengan hobby maen bola dan maen kartu, cikal bakal geng LANGSUNG, dan ada kelompok berbasis kost Biru cikal bakal Gerombolan Siberat yang hobbinya makan dan maen gaple jongkokan. Termasuk juga geng sumur, bunaya, dan anak-anak kostan deket pagar kuning yang hobbynya dikostan dan sering ditebengin orang kalo ga ada kuliah. Dan gue, karena hobbynya kemana-mana, masuk ke seluruh kelompok tersebut. Tapi seperti Sunnatullah, setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Diawali dengan bubarnya geng Asrama karena memang peraturan tinggal di Asrama cuma dua tahun, bubarnya geng Kontrakan karena anggotanya sudah pada lulus, gerombolan Siberat sudah pada kerja, dan akhirnya geng LANGSUNG karena anggota utamanya dilempar ke daerah.

Dan tinggallah kini gue, sendiri di KUKUSAN tercinta, mengenang anugrah yang besar bisa berada di kelompok tersebut. Semoga Allah SWT selalu mempertautkan hati kami meskipun jarak memsiahkan. Amieeennnn.

http://denaihati.com/

AIR MATA IBU

AIR MATA IBU

Alkisah suatu masa di bilangan Jakarta selatan, tinggalah satu keluarga yang sederhana. Keluarga tersebut terdiri dari seorang Ayah, Ibu dan tiga anak laki-laki bersaudara. Hidup dalam kesederhanaan, jauh dari kemewahan membuat sang anak terbiasa hidup hemat. Bahkan ketika sudah masuk masa SMA (anak tersebut ditakdirkan masuk salah satu SMA Negeri di bilangan Jakarta Selatan ) yang pada waktu itu sang anak dalam hal ini anak pertama, rela berjalan kaki sampai puluhan kilo meter hanya untuk menghemat agar uang jajan yang tidak seberapa, pemberian dari orang tuanya bisa di tabung dan dipergunakan untuk membeli keperluan sekolah.

Ekonomi keluarga tersebut terbilang pas-pasan, sang ayah hanya penjual pohon hias dan sang ibu hanyalah ibu rumah tangga, tetapi punya semangat yang tinggi untuk menyekolahkan anak-anaknya. Untuk membantu ekonomi keluarga, sang ibu berusaha mendapatkan penghasilan tambahan demi pendidikan anak-anaknya, dari menjual susu sapi murni, menjual nasi uduk dan susaha-usaha lainnya. Urusan sekolah pun, ibulah yang turun tangan, dari mengambil raport, sampai meminta keringanan biaya sekolah karena mereka termasuk golongan orang yang tidak mampu.

Singkat cerita di awal th 90-an, keluarga tersebut harus hijrah dari tanah kelahirannya, karena sudah tersentuh oleh rencana pembangunan kota Jakarta. Akhirnya mereka pindah ke salah satu daerah selatan Jakarta (baca: Depok). Di tempat yang baru , keluarga tersebut sempat bingung, untuk menentukan mata pencaharian. Akhirnya diputuskanlah untuk membuka warung kelontong. Karena situasi tempat yang baru masih sangat sepi dan pendapatan warung mereka tidak seberapa, maka akhirnya ada inisiatif dari Ibu mereka untuk membuka warung nasi, karena disana sedang ada dan bahkan banyak pembangunan rumah-rumah baru, sehingga banyak pekerja bangunan yang memerlukan makan, sedangkan warung nasi masih belum ada. Hal ini dilakukan demi menambah penghasilan keluarga untuk pendidikan ana-naknya. Sang ibu tidak akan rela kalau sampai anak-anaknya putus sekolah.

Bicara hubungan keluarga, keluarga mereka termasuk yang harmonis, walaupun didera masalah ekonomi. Hubungan antara ayah, ibu dan anak-anak juga harmonis dan apa .adanya. Anak-anak cukup mengerti akan mata pencaharian orang tua mereka. Kadang ada tingkah dan kelakuan sang anak yang membuat orang tua mereka marah. Tetapi hal tersebut walau kadang terjadi berlalu begitu saja. Amarah orang tua hanya di mulut saja, tidak pernah sampai ke hati. Memang begitulah orang tua meraka, terutama sang ibu, semua dilakukan semata-mata hanya untuk kebaikan sang anak, dan hasilnya dapat dirasakan oleh mereka, sang anak sampai saat ini.

Suatu ketika sang anak pertama mengalami peristiwa yang bisa jadi tidak akan terlupakan sampai akhir hayat. Pagi itu sang anak minta kepada sang ibu untuk memasak nasi dan lauknya lebih cepat karena harus berangkat sekolah lebih pagi untuk mengerjakan tugas dari sekolah. Waktu itu sekolah masuk siang karena masih kelas satu SMA. Tetapi setelah semuanya selesai dan hidangan siap disantap, malah sang anak berpura-pura tidak tahu dan cuek yang akhirnya membuat sang ibu marah, kesal dan sedih hingga meneteskan air mata merasa dipermainkan sang anak.

Melihat sang ibu menangis, hati sang anak pun iba, sedih dan merasa bersalah. Perasaan galau pun meliputi seluruh isi hatinya. Tak satupun kata-kata yang bisa terucap, hanya satu hal yang menjadi tekad dan janji dalam hatinya bahwa inilah hari terakhir ia melihat ibunya menangis, sampai akhir hayatpun ia tak akan rela melihat ibu menangis. Sebuah janji yang sampai hari ini pun sang ibu tak pernah tahu. Sebuah tekad yang keluar dari hati sanubari serang nak kepada ibunya. Sebuah janji yang menjadikan hubungan mereka lebih erat dan akrab, hubungan antara ibu dan anak. Sampai saat ini hubungan tersebut makin bertambah erat dan hangat, begitulah kasih sayang seorang ibu, rasa sayang yang dimiliki menembus jarak dan waktu.

Kini sekian lama waktu berlalu, sang anak, masing-masing telah menyelesaikan pendidikan mereka, anak sulung dan bungsu kuliah di Universitas Indonesia dan yang tengah di Gunadarma, serta mereka masing-masing telah pula membentuk keluarga.
Yang sulung tinggal di Bekasi dan lainnya tetap tinggal di depok dekat dengan orang tua mereka.

Hingga kini janji tersebut tetap ditunaikan dan semoga tetap dapat ditepati hingga akhir nanti. Terima kasih ibu, semoga Allah SWT selalu menyayangimu sebagaimana ia menyayangi kami di waktu. kecil.
Begitu doa yang selalu dimohonkan sang anak.

http://denaihati.com/

CERITA TIGA PILOT DAN SUKU KANIBAL

Pada perang dunia ke dua tiga pesawat Belanda jatuh di Kalimantan.
Ketiga pilot itupun akhirnya disandera oleh warga setempat yang
Ternyata adalah orang Dayak. Kebetulan orang2 dayak tersebut adalah 'head hunter' dan sekaligus kanibal. Mengetahui hal tersebut, ketiga pilot yg takut tersebut memohon agar tidak dibunuh.
Maka kepala suku setempat berkata, 'Kalo kamu semua masih mau hidup,
Kalian harus pergi ke hutan dan bawa kembali SEPULUH buah yg jenisnya sama.
Tapi kalian hanya mendapatkan waktu tiga jam!' Dengan sangat cepat ketiga Pilot itupun akhirnya lari ke hutan untuk mencari buah-buahan.

Setelah dua jam pilot pertama pun akhirnya datang membawa sepuluh buah apel.
Kepala Suku: Baik kamu telah membawa 10 buah apel. Sekarang masukkan Semua apel itu melalui lobang pantat kamu satu persatu. Kalau kamu merintih, atau Membuat suara, kamu akan saya potong-potong jadi sate!!
Dengan perlahan-lahan sang pilot mencoba memasukkan apel pertama tanpa

merintih. Dengan penuh perjuangan dan ketahanan akhirnya apel pertama bisa dia masukkan. Namun di apel yg ke dua ia tidak bisa menahan sakit dari ng-ngnya, dan seraya merintih. Dengan kejam sang kepala suku memenggal
kepala sg pilot. Maka naiklah ia ke surga.
Pilot kedua datang membawa 10 buah lengkeng. Dan kepala suku
Memberikan instruksi yg sama kepada sang pilot. Dalam hati, 'Yah kalo lengkeng
Sih gampang!' Dan memang betul. Satu lengkeng masuk, dua lengkeng, tiga,lengkeng........tapi pada saat ia memasukkan lengkeng yg ke sepuluh
sang kepala suku tiba2 memotong kepalanya.
Saat pilot 2 naik ke surga ia bertemu dengan pilot 1.
Pilot 2: Wah kamu mati juga ya?
Pilot 1: Iya aku bawa apel sih. Kan sakit! Sialan itu kepala suku,
syaratnya berat banget! Trus kamu bawa buah apa?
Pilot 2: Lengkeng.
Pilot 1: Lengkeng? Itu kan gampang, kecil, gak sakit lagi!
Pilot 2: Emang betul. Semua lengkeng hampir aku masukkan semua ke
Dalam lobang pantat. Tapi ya itu, tiba2 aku tertawa dan semua lengkeng yg aku sudah Masukkan keluar semua.....
Pilot 1: Bego kamu! Kog ketawa?
Pilot 2: Habis pas mau masukin lengkeng no.10 aku liat Pilot 3 bawa DUREN!

Pilot 1: huanhahahahhahaahahhahaha...........

Makasih Buat YAng mau Baca ampe Akhir!!
^_^
See ya Soon!!!

PENAKLUKAN ANDALUSIA Misi Pembebasan Eropa

oleh : Saud Alba Radinas

Andalusia adalah sebuah negeri yang terletak di semenanjung Iberia, meliputai Spanyol dan Portugal sekarang. Negeri ini pernah dikuasai oleh bangsa Vandal semenjak abad 1 Masehi. Mereka datang dari utara skandinavia dan diperkirakan berasal dari Jerman. Dahulu negeri ini desebut dengan Vandalusia yang berarti tanah bangsa Vandal. Bangsa Vandal sangat terkenal dengan kebrutalan, kekejaman dan kejahatannya, sehingga dalam bahasa inggris kata Vandalisme identik dengan segala bentuk kekejaman, kejahatan, ekstrimis dan tindakan barbarian. Kemudian sekitar Abad 5 Masehi datang bangsa Gothic Kristen menguasai negeri ini dan dikenal dengan kerajaan Visighotic Barat.
Orang islam menyebutnya dengan Wandalusia, kemudian hari menjadi Andalusia. Semua orang terheran kenapa begitu cepat terjadi perbaikan kondisi di negeri yang terkenal dengan Vandalisme ini setelah kedatangan islam.

Ketika itu Andalusia diperintah oleh Raja Roderic yang baru saja berhasil menggulingkan pemerintahan Ghaitasya. Roderic memerintah dengan sangat kejam, dimana para penguasa menjadi para tuan tanah, kemiskinan di seantero negeri, perampokan, kekerasan dan kezaliman di setiap tempat, pelecehan kehormatan dan pemerkosaan kepada kaum perempuan terjadi di mana-mana, kondisi yang sangat memprihatinkan setiap manusia yang memiliki hati nurani dan fitrah. Sehingga banyak diantara penduduk Andalusia melakukan eksodus ke Afrika utara yang dikuasai kaum muslimin saat itu.
Naiknya Roderic memberikan dampak Buruk kepada Julian (teman Ghaitasya) yang menguasai kota Sabtah (Ceuta) yang terletak di Maghrib (Maroko sekarang) sekitar 13 km dari Andalusia dengan dibatasi oleh laut.

Anak-anak Raja Ghaitasya meminta bantuan kepada Julian untuk membalas kematian ayah mereka dan mengembalikan harta yang dirampas oleh Roderic. Bahkan kekejaman Roderic menimpa keluarga Julian. Dikabarkan, anak perempuan Julian yang berada di Andalusia diperkosa oleh Roderic. Berita ini sampai kepadanya melalui surat yang yang dikirim puterinya yang bernama Florinda, Julian sangat marah kepada Roderic.

Melalui utusannya, Julian meminta bantuan kepada Thariq bin Ziyad, panglima islam dari bangsa Barbar yang menguasai kota Thanja (Tangier) atas amanah dari Musa bin Nushair, Gubernur Afrika utara. Kota ini terletak persis di sebelah kota Sabtah yang dikuasai Julian, satu-satunya kota Afrika utara yang belum dikuasai kaum muslimin.
Julian menawarkan tiga hal yang berisi penyerahan kekuasaan pelabuhan kota Sabtah kepada Thariq, penyediaan sejumlah kapal untuk membawa pasukan muslimin menyeberangi lautan menuju Andalusia serta gambaran geografis dan kondisi alam Andalusia yang akan menunjuki rute perjalanan pasukan, dengan harapan Thariq mau melakukan penyerangan ke Andalusia yang dikuasai Roderic dari kerajaan Visigothic.

Berita ini disampaikan Thariq di Qairawan kepada Musa bin Nushair selaku Gubernur Afrika utara. Demikian tadbir Allah mengatur kesuksesan niat Musa bin Nushair untuk menaklukan Andalusia, dengan mendatangkan bantuan dari musuhnya sendiri. Sebenarnya Musa sudah lama berniat menaklukan Andalusia, namun niatnya terhenti dengan keberadaan Julian di Sabtah, dan pasukan Romawi di pulau Biliar. Selain itu dia tidak memiliki cukup kapal untuk membawa pasukan muslimin menyeberangi lautan, apa lagi pasukan muslimin terpencar di berbagai belahan bumi Afrika utara, yang suatu saat bisa saja terjadi pemberontakan apabila mereka ditarik dari posisi, ditambah Musa tidak mengetahui geografis Negara Andalusia.

Selaku gubernur, Musa menyampaikan berita tersebut kepada pimpinan struktur tertinggi, khalifah Al-Walid bin Abdul Malik di Damaskus dan meminta restunya. Khalifah mengizinkan rencana penaklukan ini dengan catatan, kaum meuslimin harus melakukan survey langsung guna menghindari tipu daya dan konspirasi yang mungkin saja disiapkan dalam tawaran Julian.

Bulan Ramadhan tahun 91 H, Musa mengirim 500 orang pasukan ke Andalusia dipimpin Tharif bin Malik untuk melakukan ekspedisi ke Andalusia. Mereka mendarat di sebuah pantai yang sekarang disebut Tarifa.

Setelah suksesnya Tharif dalam ekspedisi ini, selama setahun penuh Musa mempersiapkan 7.000 prajurit yang mayoritas muslim Barbar.

Tepat bulan Sya'ban tahun 92 H pasukan muslimin di bawah pimpinan Thariq bin Ziyad mendarat di dekat sebuah gunung karang yang kemudian hari dinamakan Jabal Thariq (gibraltar).

Mereka dihadang oleh sekelompok penjaga dari pasukan Visigothic di daerah Jazirah Khadra' (pulau hijau). Sebelum dimulai pertempuran, Thariq menawarkan islam kepada mereka, atau membayar jizyah. Kesombongan merasuki pasukan penjaga tersebut, pertempuran berkecamuk dan berakhir dengan kemenangan di tangan kaum muslimin. Ini adalah permulaan pertempuran dimana pasukan Roderic yang sesungguhnya belum turun.
Pemimpin Gothic di daerah itu langsung mengirim surat kepada Roderic di Toledo, memberitakan tentang pertempuran yang baru terjadi. Dia mengatakan, "Bantulah kami hai Roderic!. Sungguh telah datang kepada kami satu kaum, kami tidak tahu apakah mereka penduduk bumi atau penduduk langit!?".

Merespon hal tersebut Roderic langsung menyiapkan 100.000 tentara berkuda lengkap dengan peralatan perang untuk menggempur 7.000 pasukan yang dipimpin Thariq.
Melihat realita di lapangan, Thariq meminta bantuan kepada Gubernur Musa di Qairawan untuk mengirim bala bantuan. Musa mengirim 5.000 pasukan dipimpin oleh Tharif bin Malik. sehingga pasukan Thariq semuanya berjumlah 12.000 tentara pejalan kaki.

Thariq mencari tempat strategis untuk menempatkan pasukannya dekat sungai Guadalete, sebagai arena pertempuran terbuka melawan pasukan Visigothic,. Di lembah ini Jendral Thariq yang Ahli strategi menjadikan bagian belakang sampai ke kanan mereka adalah gunung yang melindungi pasukan dari serangan pasukan Roderic yang datang dari arah selatan sampai timur lembah. Pada bagian kiri terdapat sebuah danau atau sungai Guadalete dan Thariq menempatkan sejumlah pasukan dipimpin Tharif untuk menjaga bagian belakang mereka, sehingga yang terbuka hanya bagian depan.

Dari jauh kelihatan Roderic datang penuh kesombongan memakai mahkota emas dan baju kebesaran dihiasi emas sambil duduk di atas singgasa berlapis emas, membawa 100.000 tentara berkuda dengan beberapa keledai yang membawa tali guna mengikat kaum muslimin untuk dijadikan budak selepas perang.

Tepat pada 28 Ramadhan 92 H bertemulah dua kelompok besar. Pasukan muslimin yang selalu mencari syahid dan keridhaan Tuhan mereka bertemu pasukan salib Kristen yang selalu mencari kehidupan dunia dan melakukan dosa kepada Tuhan mereka.

Sejarah mencatatnya dengan nama perang Wadi Barbath atau pertempuran Guadalete. Berlangsung selama 8 hari berturut-turut, Lautan tentara bergantian menyerang kaum muslimin, namun mereka melewati hari-hari sulit itu, dengan sabar dan pengorbanan.
Pertempuran akhirnya dimenangkan oleh kaum muslimin dengan 3.000 orang syahid. Banyak yang tewas dari pasukan salib. Roderic sendiri dikabarkan tewas di pertempuran. Meski ada yang menyebutkan dia melarikan diri dengan sisa tentaranya. Tetapi kehancuran besar melumpuhkan pasukan salib.

Pasukan muslimin mendapatkan harta rampasan yang tak ternilai. Mereka menjadi pasukan berkuda dimana sebelumnya mereka adalah pasukan pejalan kaki.

Dari Guadalete (wadi barbath), Thariq langsung menuju utara menaklukan kota Seville.. Meskipun kota ini memiliki benteng yang kokoh dan pertahanan yang kuat, namun mudah dan tanpa perlawanan Thariq menguasainya. Rupanya kemenangan dan kehebatan pasukan Thariq tersebar ke seluruh Eropa. Sesuai sabda Rasullullah Saw “Aku dimenangkan oleh Allah dengan ketakutan (yang dilemparkan kepada hati musuh) dengan perjalanan satu bulan”. Penduduk kota Seville bersedia membayar jizyah satu dinar setiap tahun kepada kaum muslimin.

Setelah Seville, Thariq menuju kota Astoja untuk penaklukan. Kejadian yang sama di Seville terjadi kembali. Penduduk Astoja memilih perdamaian dengan membayar jizyah dari pada masuk ke medan perang.

Dari kota ini Thariq melakukan hal yang sangat cemerlang. Dia membagi pasukannya kepada beberapa kelompok batalion yang terdiri sekitar 700 tentara di setiap batalionnya. Batalion-batalion tersebut disebar untuk menguasai bagian selatan Andalusia yang terdiri dari kota Cordoba, Granada, Malaga dan Murcia. Satu persatu kota-kota tersebut jatuh ke tangan kaum muslimin.

Sementara Thariq dengan pasukan utama menuju utara untuk menaklukkan Toledo, ibu kota kerajaan Visigothic yang terkenal sangat kokoh dengan benteng yang kuat di bagian selatan kota, dikelilingi oleh gunung-gunung besar di timur, utara dan barat kota. Namun untuk kesekian kalinya Thariq dapat menguasai kota Eropa dengan mudah dan penduduknya bersedia membayar jizyah seperti penduduk kota lainnya. Kemudian Thariq menaklukan kota Jaen.

Ketika itu datang perintah dari Gubernur Musa untuk menunggu kedatangannya di Toledo atau Jaen. Dia khawatir terjadinya pengepungan kekuatan Kristen terhadap pasukan muslimin yang hanya berkekuatan 9.000 prajurit.
Di dunia islam juga tersebar berita kemenangan besar Thariq dan pasukannya di Eropa. Hal ini membangkitkan semangat kaum muslimin untuk bergabung berjihad. Musa mampu mengumpulkan pasukan sebanyak 18.000 prajurit terdiri dari orang Arab Hijaz, Yaman, Syam, Iraq dan sekitarnya.

Setelah melewati selat Gibraltar, Musa mendapati apa yang dikhawatirkannya benar terjadi di Seville. Para pembesar Seville mengingkari janji dan sedang mengumpulkan kekuatan besar untuk menikam Thariq dari belakang. Tapi mereka dikagetkan kedatangan Musa yang sudah mengepung Seville. Kepungan berlangsung selama beberapa bulan dan akhirnya jatuh ke tangan muslimin.

Dari sini Musa melewati rute yang belum ditempuh Thariq menuju arah barat Andalusia (Portugal sekarang). Kota Merida menjadi sasaran pertama. Selama beberapa bulan pasukannya mengepung kota tersebut. Tepat pada hari raya idul fitri Musa dapat menguasai Merida. Dari tempat ini dia mengirim anaknya Abdul Aziz bin Musa untuk menyempurnakan penaklukan daerah barat Andalusia dan lengkap sudah penaklukan Portugal. .

Bulan Dzul Qaidah 94 H, setelah setahun lamanya melakukan penaklukan di daerah barat Andalusia, Musa akhirnya bertemu dengan Thariq bin Ziyad dengan penuh kehangatan setelah dua tahun berpisah. Dia menegur perbuatan Thariq yang tidak patuh kepada perintah atasan untuk menetap dan tidak bergerak dari kota Toledo atau Jaen. Petemuan itu tidak seperti yang disebutkan oleh sejarawan barat bahwa ketika Musa bertemu Thariq, dia mencercanya dengan keras, mengikat dan mencambuknya sebagai hukuman dari pelanggaran perintahnya.

Musa dan Thariq bersama-sama menuju utara Andalusia dan menaklukan kota Barcelona dan Zaragoza. Musa mengirim pasukan ekspedisi ke arah timur laut, melewati pegunungan Pyrenia yang membatasi Andalusia dengan Perancis. Pasukan ini mampu menaklukan kota Arbuna, bahkan ada yang sampai masuk ke daerah barat daya Negara Perancis.
Kemudian Musa bergerak menuju barat laut Andalusia dan mengepung kawasan teluk Biscay. Namun sebelum pasukannya menaklukan daerah tersebut, pada akhir tahun 95 H datang surat perintah dari Khalifah Al-Walid untuk kembali ke Damaskus, setelah tiga tahun setengah menguassai berbagai daerah di Andalusia. Musa merasa bersedih karena dia masih ingin mewujudkan impiannya untuk menaklukan seluruh Eropa dari Andalusia, lalu Perancis, Italia, Yugoslavia, Rumania, Bulgaria dan Turki unruk menaklukan Konstantinopel ibu kota Byzantium (Romawi Timur) dari arah Eropa, dan membuktikan hadits Rasulullah yang berbunyi “Sungguh Konstantinopel akan ditaklukan. Maka sebaik-baik pemimpin adalah oemimpinnya dan sebaik-baik tentara adalah tentara tersebut”

Khalifah Al-Walid khawatir dengan kehancuran yang mungkin terjadi terhadap pasukan muslimin berjumlah sedikit dibandingkan kekuatan kristen yang menyebar di Eropa.

Dengan jiwa kesatria penuh kepatuhan dan ketaatan kepada khalifah, Musa yang sudah berumur 75 tahun itu kembali ke Damaskus ditemani Thariq bin Ziyad.
Di Damaskus, dia mendapatkan Al-Walid dalam kondisi sakit. Selang tiga hari Khalifah meninggal dunia dan digantikan oleh saudaranya Sulaiman bin Abdul Malik, yang juga sependapat agar Musa dan Thariq tidak kembali ke Andalusia. Satu tahun lamanya menetap di Damaskus, Musa rindu untuk melaksanakan ibadah haji. Pada tahun 97 H dia berangkat haji menemani Khalifah Sulaiman. Di tengah perjalanan kakek tua berusia 76 tahun itu berdoa “Ya Allah. Apabila Engkau menghendaki saya hidup, maka kembalikanlah saya ke medan jihad dan wafatkanlah saya dalam keadaan syahid. Jika Engkau menginginkan selain itu, maka wafatkanlah saya di kota Rasulullah (Madinah)”.

Setelah melaksanakan haji dan melakukan ziarah ke Madinah, beliupun menemui ajalnya di kota Rasulullah tersebut. Allah mengabulkan permintaannya dan ini menunjukkan ketaqwaan dan kebenaran imannya.

Sementara itu Thariq bin Ziyad tidak ada kabar setelah kedatangannya ke Damaskus. Disebutkan dia meninggal di sana pada tahun 102 H. Dalam riwayat lain dikabarkan dia kembali dan meninggal di Andalusia.

Tidak cukup dengan tulisan ini menggambarkan masa 805 tahun umat islam memerintah di Andalusia. Ketika itu islam sudah masuk sampai ke 75 persen Negara Perancis sampai 30 km sebelum Paris, seperti kota Arla, Podo, Tolusha, Tours dan kota Poatche. Sampai umat islam terpecah oleh fanatisme dan konflik internal yang membawa kehancuran dan berakhirnya eksistensi islam di Eropa. Namun tidak bisa dipungkiri sumbangan islam dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi bagi Renaisance dan kemajuan Eropa Modern yang berasal dari peradaban Andalusia.

Wallahu A'lam

Tunggu aja sambungannya..

Dari berbagai sumber

Selasa, 11 Mei 2010

Masih Ada Guru Bergaji Rp 72.000/Bulan

VIVAnews -- Pekanbaru masuk daftar salah satu kota besar di Indonesia dengan upah minimum kota mencapai Rp 1.055.000. Namun, hingga saat ini, masih ditemukan guru bergaji sebesar Rp72 ribu per bulan.

Guru malang tersebut bernama Drs Imam Maznan Ali, guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) Azzahidin yang terdapat di Jalan Hang Tuah Ujung, Tenayan Raya, Pekanbaru.

Imam mengaku mengaku, sudah mengajar di daerah tersebut sejak enam bulan lalu. Gaji 'pertama' sebesar Rp 144.000, untuk dua bulan.

"Biasanya dirapel hingga dua bulan, baru dibayarkan. Sehingga gaji pertama saya yakni Rp144.000, untuk dua bulan mengajar," ujarnya di Pekanbaru, seperti yang dilansir tvone, Selasa 11 Mei 2010.

Guru Alquran dan Hadist ini pada awalnya mengaku kaget. Namun setelah diberitahu pihak yayasan dikarenakan terkendala keuangan, ia baru memakluminya.

Padahal untuk biaya transportasinya saja, ia harus merogoh kocek mencapai Rp250 ribu perbulannya. "Saya tinggal di Jalan Kereta Api, sementara sekolah berada di Jalan Hang Tuah Ujung. Kira-kira membutuhkan waktu mencapai setengah jam, baru sampai di sekolah," jelasnya.

Karena itulah, untuk mencari tambahan, Ia terpaksa mencari kerja serabutan. "Untuk mencukupi kebutuhan keluarga, saya terpaksa cari serabutan termasuk menjadi penyuluh agama di lapas anak" ujarnya.

Ia pun mengharapkan, adanya perhatian pemerintah terhadap guru swasta. Terlebih jika dibandingkan gaji guru negeri, gaji guru swasta jauh di bawahnya. Terlebih, ia juga menginginkan anak-anaknya untuk bisa mendapatkan pendidikan yang layak.

Sekretaris Persatuan Guru Swasta Pekanbaru Riau (PGSPR), Drs Sebastian Koti mengakui, gaji guru swasta yang terdapat di Pekanbaru jauh di bawah gaji guru negeri. Ditambah lagi, pemerintah yang kurang memperhatikan guru swasta.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru, Yuzamri Yakub mengatakan, gaji guru swasta berasal dari yayasannya. Sampai saat ini, yang dibantu pemerintah hanya tunjangan fungsionalnya.

Sementara tunjangan transportasi yang selama 2007 dan 2008 dinikmari guru swasta, terpaksa dihapuskan dikarenakan tak sesuai dengan peraturan pemerintah.

Senin, 10 Mei 2010

Taipei: Bikin Anak, Dapat Uang

Pemerintah kota Taipe menempuh berbagai cara demi meningkatkan jumlah penduduk di ibukota Taiwan tersebut. Bahkan pemerintah setempat bersedia memberikan sejumlah uang bagi bagi tiap pasangan suami-istri yang bersedia memiliki anak.

Otoritas setempat akan memberikan uang senilai Rp 5,7 juta atas setiap bayi yang baru lahir mulai tahun 2011 dan menawarkan subsidi bulanan bagi hingga mereka mencapai usia lima tahun yang berasal dari keluar ekonomi bawah.

Walikota Taipei, Hau Lung-bin, berharap program komprehensif tersebut akan membuat pasangan muda merasa lebih santai bila menghendaki kehadiran seorang anak. "Sebagai walikota, prioritas utama saya adalah mengatasi persoalan rendahnya tingkat kelahiran dan populasi usia lanjut," kata Hau, seperti dikutip dari laman The Sun, Jumat 7 Mei 2010.

Skema komprehensif tersebut akan menghabiskan anggaran pemerintah setempat senilai hampir Rp 872,5 miliar per tahun. Tingkat kelahiran di Taipei merosot hingga ke level terendah pada 2009 dengan kurang dari 20 ribu bayi dilahirkan. Menurut pemerintah kota Taipei, Jumlah itu menurun 40 persen dari satu dasawarsa lalu.

Sejumlah survei menunjukkan bahwa sebagian besar pasangan menikah mencemaskan kondisi finansial, termasuk biaya membesarkan anak, sebagai alasan utama para pasangan tersebut tidak memiliki keturunan. Pemerintah Taiwan telah menawarkan berbagai insentif untuk mendongkrak angka kelahiran di tengah kekhawatiran akan minimnya sumber daya manusia yang bisa menimbulkan persoalan sosial dan ekonomi.

Menurut data resmi, tingkat kelahiran di negara pulau tersebut berada pada level 8,29 per 1.000 orang tahun lalu. Angka itu, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), merupakan perbandingan dari rata-rata tingkat kelahiran di berbagai negara dengan lebih dari 20 per 1.000 orang.

Lewat Sudirman, Motor Juga Harus Bayar

Jika Anda penggendera sepeda motor, beriap-siapalah membayar jika ingin lewat jalan-jalan utama di Ibukota Jakarta. Pasalnya, peraturan baru kawasan berbayar (electronic road pricing)-- yang akan mengantikan peraturan 3 in 1, juga akan diberlakukan untuk kendaraan roda dua.

Kementerian Perhubungan dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sudah membuat undang-undang soal ini. Apakah nanti diterapkan atau tidak, sangat bergantung kepada pemerintah daerah.

"Pemerintah kota dapat mengambil restrubusi. Itu sudah dibuat peraturannya," ujar Kepala Pusat Komunikasi Kementerian Perhubungan, Bambang S Ervan, Senin 10 Mei 2010, saat dihubungi VIVAnews.

Menurutnya, setiap kota yang memenuhi kriteria tertentu dimungkinkan untuk mengambil restribusi sesuai dengan UU No 22 tahun 2009. Berapa jumlah retribusi itu. "Angkanya belum tahu dan masih dalam pembahasan," ujarnya.

Uang dari retribusi itu akan digunakan untuk perawatan jalan dan sekaligus bisa membatasi pengunaan kendaraan. Artinya dengan beban biaya itu diharapkan orang akan menumpang kendaraan umum. Fasilitas kendaraan umum diperbaiki dari uang retribusi itu.

Sebagaimana luas diberitakan bahwa Kementerian Perhubungan segera mengganti peraturan 3 in 1 menjadi kawasan electronic road pricing atau ERP.

Dalam kebijakan yang baru nanti, setiap kendaraan umum yang akan melintas di kawasan berpenumpang tiga orang atau lebih, akan dikenakan retribusi. Pengendara mobil direncanakan akan dikenai retribusi sekitar Rp 20.000.

Di Jakarta, sejumlah ruas jalan yang masuk peraturan itu antara lain Jalan Sisingamangaraja, Jenderal Sudirman, Thamrin, Medan Merdeka Barat, Majapahit, Gajah Mada, Pintu Besar Selatan, Pintu Besar Utara, Hayam Wuruk, sebagian wilayah Gatot Subroto dan Rasuna Said.

Untuk memudahkan jalannya pungutan retribusi, pemerintah akan membangun pintu gerbang di setiap mulut jalan-jalan itu. Pintu gerbang ini akan dilengkapi teknologi OBU (on board unit).

Data yang dimiliki Dinas Perhubungan DKI Jakarta menunjukkan bahwa peningkatan jumlah kendaraan pribadi sangat pesat. Mencapai 1.117 per hari atau sekitar 9 persen per tahun.

Peningkatan yang terjadi saat ini tidak diimbangi dengan pertumbuhan luas jalan. Pertumbuhan jalan relatif tetap, yakni sekitar 0,01 persen per tahun. Jka pembenahan pola transportasi tidak dilakukan, maka pada 2014 Jakarta diperkirakan macet total.

Sabtu, 08 Mei 2010

Evaluasi Menyeluruh Terhadap Kualitas Pendidikan

Pengumuman hasil Ujian Nasional (UN) SMP yang jatuh pada hari ini ternyata jauh dari yang diharapkan. Pada tahun ini tingkat kelulusan di DKI Jakarta menurun drastis hingga mencapai 28 persen, yakni diperkirakan sebanyak 39.179 tidak lulus UN. Padahal tahun 2009 angka kelulusan mencapai 99,805 persen dan hanya 0,195 persen atau sekitar 259 siswa yang tidak lulus.

Wakil ketua DPRD DKI Jakarta, Triwisaksana meminta pemprov untuk segera mengevaluasi kualitas pendidikan di Jakarta. Pasalnya dalam APBD telah dianggarkan 22 persen untuk pendidikan dan pemberian Tunjangan Kinerja Daerah (TKD) kepada para guru. “Dalam evaluasi tersebut, diharapkan dapat menentukan langkah yang tepat untuk mengatasi rendahnya kualitas pendidikan di DKI Jakarta, sehingga pada tahun-tahun mendatang tidak ada lagi kabar bahwa ribuan siswa tidak lulus UN” ujarnya.

Triwisaksana pun mengungkapkan keprihatinannya terhadap hasil UN baik tingkat SMA maupun SMP di Jakarta dan menghimbau kepada seluruh pihak yang terkait, baik dari Pemprov, Dinas Pendidikan maupun orang tua siswa, untuk tetap memperhatikan kondisi psikologis para siswa untuk tetap bersemangat dalam mengikuti ujian susulan mendatang. “Perlu adanya upaya persuasive dan pendekatan emosional kepada anak-anak kita, hal ini untuk membangun kembali motivasi mereka, baru setelah itu mereka (siswa- red) dapat melakukan bimbingan belajar sebelum menghadapi ujian susulan”, imbuh Triwisaksana yang juga ketua Badan Legislasi Daerah ini.

Seperti yang diberitakan di media massa, Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Taufik Yudi Mulyanto, mengatakan akan melakukan analisis terkait komponen-komponen apa saja yang menjadi penentu dari hasil proses belajar yang diaktualisasikan dalam UN. “Analisis harus tajam dan harus selesai sebelum UN ulangan. Masih ada 10 hari lagi untuk mempersiapkan siswa yang belum lulus,” pungkasnya. (rilis)

sumber : dakwatuna.com

Kamis, 06 Mei 2010

Sejarah Hari Buruh 1 Mei

Setiap tanggal 1 Mei, para buruh di seluruh dunia memperingati hari perlawanan. Penetapan tanggal 1 Mei ini, erat kaitannya dengan perjuangan buruh menuntut diberlakukannya 8 jam kerja sehari, serta tragedi Haymarket di Chicago, AS.

Pada tanggal 1 Mei 1886 sebanyak 350.000 orang buruh melakukan mogok massal di beberapa tempat di AS. Mereka diorganisir oleh Federasi Buruh Amerika. Kaum pekerja ini menuntut perbaikan kesejahteraan dan jam kerja 8 jam sehari. Pada saat itu, kesejahteraan buruh sangat memprihatinkan. Mereka dipaksa bekerja hingga 15 jam sehari.

Aksi ini terus berlanjut. Pada tanggal 3 Mei 1886, pemerintah mengirim sejumlah polisi untuk meredam pemogokan pekerja di pabrik McCormick. Polisi menembaki para buruh yang melakukan aksi mogok. Empat orang tewas, puluhan luka-luka. Hal ini menimbulkan amarah di kalangan kaum buruh.

Puncaknya terjadi tanggal 4 Mei, aksi buruh dipusatkan di lapangan Haymart. Aksi yang diikuti puluhan ribu buruh ini awalnya berjalan damai. Namun tiba-tiba sebuah bom meledak di dekat barisan polisi. Seorang polisi tewas dan belasan terluka. Polisi membalas dengan menembaki para buruh yang masih bertahan. Banyak yang terluka dan tewas.

Meskipun tidak jelas siapa yang meledakan bom, pemerintah melakukan tindakan keras pada para aktivis buruh. Lokasi pertemuan mereka digrebek. Hampir semua tokoh buruh ditangkap. Pengadilan berjalan berat sebelah. 8 Orang pimpinan buruh dijatuhi hukuman gantung. August Spies, Albert Parsons, Adolph Fischer dan George Engel, tewas di tiang gantungan. Sedangkan Louis Lingg bunuh diri saat dalam penjara. Hukuman untuk Michael Schwab, Samuel Fielden dan Oscar Nebe diganti menjadi hukuman penjara seumur hidup.

Masyarakat marah atas hasil pengadilan tersebut. Mereka menuduh pengadilan AS korup dan memihak kaum pengusaha. Aksi mendesak pemerintah untuk membebaskan para aktivis buruh yang ditahan terus berlangsung. Akhirnya tahun 1893, 3 orang aktivis buruh tersebut dibebaskan.

Tanggal 1 Mei sebagai momentum pergerakan perjuangan buruh pun akhirnya ditetapkan sebagai hari buruh dalam Kongres Internasional Buruh di Paris tahun 1890. 1 Mei pun kemudian populer dengan sebutan may day.

UU LALU LINTAS NO.22 TH 2009

Meski Anda belum tahu, UU Lalu Lintas Angkutan Jalan no. 22/2009 tetap berlaku. Bila melanggar, tentu polisi menindak. Daripada berkilah ini itu, lebih baik baca ini dulu. :-)

Tak punya SIM? Diatur Pasal 281 jo Pasal 77 (1), denda Rp 1 juta.

Berkegiatan lain saat mengemudi, atau dipengaruhi keadaan yang mengurangi konsentrasi? Diatur Pasal 283 jo Pasal 106 (1), denda Rp 750 ribu

Tak mematuhi sinyal peringatan kereta api, menerobos palang di persimpangan rel? Aturan Pasal 296 jo pasal 114a, denda Rp 750 ribu

Melanggar rambu/marka? Diatur Pasal 287 (1) jo psl 106 (4a) dan Psl 106 (4b), denda Rp 500 ribu.

STNK tak sah? Diatur Pasal 288 (1) jo Pasal 106 (5a), denda Rp 500 ribu.

Tanda nomor tak sah? Diatur Pasal 280 jo Pasal 68 (1), denda Rp 500 ribu.

Melanggar batas kecepatan maksimum atau minimum? Diatur Pasal 287 (5) jo Pasal 106 (4g) atau Pasal 115a, denda Rp 500 ribu.

Asesori membahayakan seperti lampu silau, bumper tanduk? Diatur Pasal 279 jo Pasal 58, denda Rp 500 ribu.

Tak mengutamakan pejalan kaki atau pesepeda? Diatur Pasal 284 jo Pasal 106 (2), denda Rp 500 ribu.

Berhenti darurat, tapi tak memasang segitiga pengaman atau isyarat lain? Diatur Pasal 298 jo Pasal 121 (1), denda Rp 500 ribu.

Ada juga denda Rp 250 ribu per pelanggaran:
- Tak membawa SIM
- Tak memakai sabuk keselamatan
- Tak memakai helm
- Malam hari, lampu utama tak menyala
- Mengganggu fungsi rambu, marka, alat pengaman pengguna jalan (berlaku untuk setiap orang)
- Tak mematuhi perintah petugas untuk berhenti, jalan terus, melaju cepat, melambat, atau mengalihkan arus
- Melanggar tata cara penggandengan kendaraan
- Pindah lajur tanpa isyarat
- Membelok atau berbalik arah tanpa isyarat
- Tak memberi prioritas pada kendaraan tertentu, termasuk yang dikawal petugas Polri

sumber: TMC Polda Metro Jaya