Kamis, 24 Maret 2011

Belajar dari Mikitani Hirosi


dakwatuna.com - Kalau di Amerika ada ebay maka di jepang ada Rakuten. Ketika diwawancarai oleh wartawan, ada hal menarik yang diucapkan oleh bos Rakuten, Mikitani Hirosi. Wartawan itu bertanya apa sebenarnya kunci sukses rakuten ?
Bos Rakuten lulusan MBA Universitas Harvard tahun 1998 ini menjelaskan bahwa salah satu kunci sukses perusahaan yang dipimpinnya adalah “speed communication”, kecepatan komunikasi.
Dalam penjelasannya, orang terkaya nomor 8 versi majalah Forbes tahun 2008 ini mengatakan bahwa bahasa Jepang sangat bagus, akan tetapi untuk menuju ke global market, pegawai saya perlu memiliki skil yang lebih dan meng-internasional.
Semua itu untuk mempercepat proses komunikasi yang lebih baik. Satu-satunya jalan adalah mereka harus bisa berbahasa inggris. Mereka kami wajibkan memakai bahasa inggris dalam setiap rapat dan komunikasi. Saya sediakan kursus bahasa inggris khusus bagi karyawan dalam jam-jam khusus.
Percuma saya membuka market ke China dan Amerika, kalau orang-orang yang di belakang saya tidak bisa mengikuti proses komunikasi yang dibutuhkan oleh perusahaan.

Perusahaannya yang didirikannya ini pada awalnya hanya memberikan ruang khusus bagi mereka yang ingin membuat shopping online di internet dengan sistem bagi hasil. Dengan adanya Rakuten, semua orang dapat menjual barangnya tanpa harus belajar tentang IT dan komputer. Maka membludak lah orang yang mau membuka toko onlinenya di website Rakuten. Tahun 2002, Mikitani menjadi orang terkaya nomor 6 di dunia menurut versi majalah Fortune.

Saudara-saudara sekalian, pernahkah kita memikirkan hal yang paling dekat dan sering kita lakukan setiap hari? yaitu kecepatan komunikasi. Sudah seberapa cepatkah komunikasi yang kita miliki? Baru-baru ini, ketika Obama mengumumkan budget Amerika, dalam pidatonya ia sangat menekankan dua hal penting. Yaitu proyek kereta api dan kecepatan internet. Kalau kita lihat, dua-duanya adalah mempunyai sisi yang sama, yaitu kecepatan. Dengan kereta api yang modern diharapkan akan memperpendek jarak dan mengurangi waktu tempuh antar kota. Dengan kecepatan internet diharapkan akan mengurangi stres yang dimiliki oleh pelaku bisnis dan mempercepat proses bisnis.

Nah sekarang apakah dalam Islam tidak ada ajaran kecepatan? Jawabnya adalah ada.
Allah ta’ala menggambarkan tentang keistimewaan para Nabi dengan firman-Nya (yang artinya), “Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang bersegera dalam mengerjakan berbagai macam kebaikan, dan mereka senantiasa berdoa kepada Kami dengan disertai rasa harap dan cemas. Dan mereka pun senantiasa khusyuk’ dalam beribadah kepada Kami.” (QS. Al Anbiyaa :90).
Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan makna ayat tersebut, bahwa para nabi dan orang-orang saleh itu besegera dalam melakukan amal pendekatan diri kepada Allah dan ketaatan kepada-Nya

Bagaimanakah pesan Rasulullah SAW yang berhubungan dengan kecepatan ini ?
Ibnu Umar berkata, “Kalau engkau berada di waktu pagi jangan sekedar menunggu datangnya waktu sore. Kalau engkau berada di waktu sore jangan sekedar menunggu datangnya waktu pagi. Manfaatkan lah waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu. Dan gunakan lah masa hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR. Bukhari. 6053, Kitab ar-Raqaa’iq)

Dalam penjelasan Al-Quran dan hadist di atas, seorang yang sukses mempunyai ciri khas, kecepatan komunikasi dengan Rabbnya. Dan mereka bukan tipe orang yang menunda-nunda jalannya komunikasi. Mereka adalah orang-orang yang mempercepat membuka pintu komunikasi ketika waktu itu datang. Bahkan mereka adalah orang-orang yang siap menyambut datangnya sinyal komunikasi. Resah apabila sinyal itu tidak datang, sebagaimana Rasulullah SAW resah ketika ayat kedua lama tidak datang.

Lawan kecepatan adalah kelambatan. Kalau dalam bahasa amal kelambatan ini sering disebut kemalasan. Banyak orang terjerumus menjadi ahli maksiat, bahkan dirinya sampai rela menanggalkan aqidahnya yang disebabkan oleh sifat malas ini. Paling parahnya kemalasan ini dibungkus dengan sebuah kemaksiatan baru, yaitu kebohongan. Akibat kemalasan seorang pegawai tidak sungkan-sungkan berbohong kepada atasannya.
Ketika ditanya bagaimana progres proyek yang diembannya, jawabnya “Maaf proyek itu belum selesai, karena ada halangan besar.” Akhirnya terjadilah maksiat ganda, kemalasan berkulit kebohongan. Semua alasan diciptakannya sendiri untuk menutupi kemalasan yang dimilikinya.
Rasululah SAW mewanti-wanti agar kita selalu membaca doa agar terhindar dari sifat malas ini. Kader dakwah yang telah menikah, tidak dapat menjadikan urusan suami atau istrinya sebagai alasan meninggalkan dakwah. Kader dakwah yang telah mempunyai anak, tidak dapat menjadikan alasan urusan anak menjadi meninggalkan dakwah. Karena berkeluarga adalah bagian dari kecepatan amal. Amal baik tidak boleh menghambat amal-amal yang lain.

Setelah kecepatan tercipta, maka Mikitani berfikir bagaimana menumbuhkan percepatan. Bahasa Inggris menjadi pilihannya. Sebagai seorang kader dakwah, ketika kecepatan amal sudah tercipta, seyogyanya dia berfikir bagaimana menumbuhkan percepatan amal. Bagaimanakah menciptakan percepatan amal ini? Dasar dari percepatan adalah adanya amal yang berkelanjutan dan kwalitas amal. Ketika amal berkelanjutan, dan kwalitas amal naik, maka akan muncul percepatan amal.
Rukun Islam adalah bentuk sederhana dari percepatan itu sendiri. Setiap langkah berikutnya akan menemukan target kwalitas amal yang lebih tinggi.
Dengan ketinggian target amal tersebut, maka sudah pasti akan ada tingkat kesulitan yang lebih berat. Kesulitan ini memberikan motivasi kader dakwah untuk melaluinya.
Seorang kader dakwah terjatuh ke tingkat kebosanan, atau biasa disebut kefuturan, karena ia tidak mampu menciptakan percepatan ini. Percepatana amal menjadikan hidup lebih bergairah dan penuh tantangan. Karena itu ciptakanlah percepatan amal dalam hidup ini, agar kita tidak mengalami kefuturan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar