Selasa, 13 Juli 2010

Jodoh, di Tangan Kitakah ???

Bismillah...

"....Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah Mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui" (Q.S. al-Baqarah:216)

Seorang gadis bertutur dengan perasaan sedih. Dulu ada seorang pria yang berta'aruf kepada orang tuanya, tanpa sepengetahuan dia. Pria tersebut menyatakan kepada orang tuanya kalau dia ingin menyunting putrinya itu. Setelah pria tersebut pulang dan anak gadisnya diberitahu maka dia menjawab tidak mau karena belum siap menikah. Di samping itu, dia tidak ada informasi yang cukup tentang pria yang melamarnya itu sehingga ia ragu-ragu.

Setelah beberapa lama, gadis itu mengetahui bahwa pria tersebut merupakan seseorang yang agamanya bagus. Dia orang yang saleh. Namun, karena sudah terlanjur menolak dengan menyesal gadis tersebut melupakannya.

Pada suatu ketika, dia berkenalan dengan seorang pria lain. Gadis itu bahkan menyatakan diri untuk diperistri. Tetapi jawaban yang diperolehnya cukup mengagetkan yaitu sang pria menolaknya. Padahal pria ini dari segi apapun tidak lebih bagus dari pada yang pertama kali dulu datang kepada orang tuanya.

Pertanyaan gadis itu, apakah ini balasan akibat dulu dia menolak pria saleh itu?

Gadis itu akhirnya stress dan menyesali keputusannya yang dulu telah diambilnya. Dia berfikir, apakah yang menimpa dirinya ini adalah fitnah sebagaimana yang disebutkan Rasulallah shallahu 'alaihi wassalm karena menolak lamaran pria saleh yang agamanya bagus. Di satu sisi dia menyesal, tetapi di sisi lain ada hal yang patut disyukuri. Sebab Allah telah membukakan
kesadarannya bahwa selama ini dirinya salah. Dirinya terlalu egois dan angkuh kepada Allah. Dia terlalu yakin pada keputusan yang diambilnya sendiri, tanpa memohon petunjuk kepada Allah melalui sholat istikharah. Dia kurang menyadari selama ini bahwa tidak bisa dirinya mengatur diri sendiri karena ada Allah Yang Maha Mengatur. Barang kali kasus ini adalah ujian dari Allah agar nantinya dia menikah dalam keadaan yang sudah lurus. Dia perlu diuji berupa penyesalan supaya kematangan, kedewasaan dan kesabaran dirinya muncul.

Tetapi pada saat dirinya siap menikah Allah belum juga mempertemukan jodohnya. Padahal usianya saat itu sudah menginjak 29 tahun. Apakah masih ada peluang untuk menemukan pria yang baik di usia yang "cukup tua" itu?

Kita harus yakin bahwa jodoh itu betul-betul berada dalam genggaman Allah. Tetapi sebagai muslim kita harus tetap berikhtiar, berfikir dan berdo'a. Calon yang sudah terlanjur di tolak itu mungkin bukan jodoh sang gadis. Walaupun tidak mustahil, kalau-kalau yang bersangkutan belum dimiliki oleh wanita lain. Gadis itu dapat mengubah sikapnya dan pria tadi mau kembali melamarnya. Tetapi apabila sudah berada di tangan orang lain, dia harus tetap optimis bahwa dia akan mendapatkan orang lain lagi yang mudah-mudahan lebih baik lagi.

Pada kejadian pria pertama tadi dan gadis tersebut menolaknya, ini harus disikapi bahwa sang pemuda dengan gadis itu bukan jodohnya. Demikian pula, dengan pria kedua yang menolak gadis tersebut untuk dijadikan isteri, harus disikapi pria itu bukan jodohnya.

Apakah penolakan pria kedua berkaitan dengan penolakan dirinya kepada pria pertama? wallahu a'lam. Semoga saja tidak. Tetapi yang jelas dia bukan jodohnya. Jadi, tidak perlu stress dan memaksakan diri. Siapa tahu pria tersebut bukan yang terbaik untuknya meskipun kita merasa dialah yang terbaik. Allah Maha Tahu. Allah berfirman: " "....Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu,padahal ia amat buruk bagimu, Allah Mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui" (Q.S. al-Baqarah:216).

Memang pada saat pertama kali mengambil keputusan dia melakukan kesalahan. Tidak seharusnya dia menolak tanpa mempertimbangkan siapa yang melamar dan juga petunjuk Allah melalui Istikharah. Nabi Muhammad Shallahu 'alaihi wassalam sudah mengingatkan agar tidak menolak orang yang saleh yang melamar dirinya karena dikhawatirkan akan timbul fitnah.

Langkah tepat yang sudah dilakukan gadis itu adalah melakukan introspeksi diri, mengenali kekurangan dan kekakuannya. Dengan demikian, dia bisa memperbaiki diri sehingga pengalaman pahit dahulu tidak terjadi kembali. Hikmahnya tentu banyak, antara lain gadis itu bertambah matang dan dewasa dalam menyikapi peristiwa kehidupan yang tidak menyenangkan. Peluang akan selalu ada, tinggal pandai-pandainya memanfaatkan peluang itu.

Meskipun usia sudah mendekati 30 tahun, usaha tidak perlu kendur. Memang jodoh sudah ditetapkan Allah sejak dalam kandungan. Sama seperti rezqi, semuanya sudah diatur. Itu bukan urusan kita. Yang menjadi urusan kita adalah ikhtiar atau usaha kita dalam mendapatkannya. Jadi usahanya yang dinilai Allah, bukan hasilnya. Artinya apabila sudah berusaha memperbaiki diri kemudian jodoh tidak juga hadir maka bukan salah dirinya. Barangkali hidup membujang lebih baik baginya daripada berkeluarga namun sarat dengan masalah. Allah sudah memilihkan jalan yang terbaik, termasuk tidak memberikan jodohnya di dunia.. Tetap berbaik sangkalah kepada Allah.

Bagi orang yang memahami masalah ini, Insya Allah tidak akan stress. Allah mengetahui mana yang terbaik buat hambaNya. Ketaatan kepada Allah-lah yang akan dipertimbangkan. Sebab kalo seseorang tidak menemukan jodohnya di dunia, di akhirat dia akan mendapatkan yang terbaik. Sementara, jika dia memaksakan kehendak, apalagi hanya karena rasa malu sudah setua ini belum menikah maka bisa saja pernikahan yang dijalin tidak akan langgeng. Pernikahan ini akan jauh dari harmoni. Tanpa usaha keras menyelamatkan rumah tanggangya, bisa jadi akan berujung kepada perceraian. Naudzu billah min dzalik....

*Disadur dari buku : Rumahku Surgaku (Romantika dan Solusi Rumah Tangga). Penulis: Dr. H.Miftah Faridl
oleh Akp Rusmala Dewi Jayanti via Multiply

Tidak ada komentar:

Posting Komentar